Jauhi Dua Sumber Kemaksiatan Agar Hidup Selamat.
Kamis, 8 Desember 2022
Pengadilan Agama Tarempa kembali mengadakan kegiatan Bimbingan Mental untuk memperkuat iman dan ketaqwaan Aparatur PA Tarempa. Dalam bimtal yang diadakan ba'da ashar, Kamis (8/12), berkenan menjadi pemateri adalah Ketua PA Tarempa Shobirin, S.H.I., M.E.Sy.
KPA Tarempa menjelaskan bahwa tubuh manusia terdiri atas unsur fisik dan non fisik. Asupan makanan sangat diperlukan untuk memperkuat fisik dan tenaga. Sedangkan non fisik yaitu jati dan akal yang juga sangat perlu asupan. Salah satu bentuk asupan tubuh bagi unsur non fisik adalah dengan bimbingan mental. Oleh sebab itu maka kesempatan tersebut dimanfaatkan oleh KPA Tarempa untuk mengingatkan seluruh jama'ah Bimtal bahwa terkadang manusia merasa teramat sulit untuk menjauhi kemaksiatan karena bisikan nafsu yang tiada henti-hentinya menerpa. Namun jikalau kemaksiatan sudah tidak terhindar lagi maka segeralah memohon pengampunan kepada-Nya disertai penyesalan yang mendalam.
"Sesuatu yang tidak baik bisa menjadi baik, begitupun sebaliknya. Manusia jika selalu berfikirnya maksiat maka sesuatu yang biasa pun akan menjadi dosa. Namun apabila berfikirnya ibadah, maka sesuatu yang biasa pun akan menjadi pahala." Pungkasnya.
KPA Tarempa mengungkapkan bahwa hati bagaikan kaca benggala, semakin kita bersihkan akan semakin mengkilat. Ketika masuknya ilmu, begitu sulit, nasehat susah diterima, apabila dinasehati malah marah-marah maka itu merupakan ciri hati yang tidak bersih.
Guru dari Imam Malik, Sufyan ats Tsauri berkata bahwa setiap maksiat yang dilakukan dari unsur syahwat atau keinginan, pengampunan dari Allah layak diharapkan. Namun setiap maksiat yang timbul dari kesombongan, tidak bisa diharapkan ampunannya dari Allah.
KPA Tarempa menjelaskan, bahwa syahwat yaitu kecenderungan atau keinginan terhadap sesuatu yg sebenarnya tidak boleh. Misalnya peristiwa tergelincirnya Nabi Adam AS dari surga merupakan akibat dari dorongan syahwat, karena keinginan Nabi Adam AS terhadap buah khuldi.
Imam Ghazali memberikan kunci agar kita dapat mengurangi syahwat yaitu dengan cara memandang ke bawah terkait keduniaan agar senantiasa kita dapat bersyukur. Namun terkait dengan ilmu dan amal maka kita harus memandang ke atas agar tercipta kompetisi beramal soleh di sisi Allah SWT di antara para umatnya.
Sedangkan sumber kemaksiatan yang bersumber dari kesombongan, maka perbuatan itu tidak ada harapan untuk diampuni. Karena kesombongan itulah Allah tidak memberi ampun kepada setan karena menolak bersujud kepada Adam AS.
Di akhir ceramahnya, KPA Tarempa mengingatkan bahwa Allah SWT tidak menyukai orang yang sombong. Maka dapatlah kita bayangkan bagaimana keadaan orang-orang yang tidak disukai Allah SWT tersebut di akhirat kelak, sementara alam semesta ini adalah milik-Nya, tentulah Allah SWT tidak akan memberikan tempat yang terbaik di sisi-Nya bagi orang-orang yang sombong. (@vaiverar)